Selasa, 07 Juli 2015

BUMI ANIMHA DI UJUNG TIMUR INDONESIA


BUDAYA MERAUKE
Merauke merupakan kota paling selatan yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.Banyak sekali kebudayaan yang terdapat di Merauke salah satunya tarian yospan.Yospan adalah tarian yang di pake dalam keadaan tertentu,yospan juga mrupakan tarian persahabatan masyarakat papua.Karena hampir seluruh masyarakat papua mengenal tarian yospan.Selain yospan merauke juga memiliki beberapa tarian adat seperti tari gatsi.Tari gatsi adalah tarian adat suku asli kota Merauke yaitu suku marind.Tarian ini biasa di adakan saat upacara-upacara tertentu dan saat festifal budaya merauke yang di lakukan satu tahun sekali.


MAKANAN KHAS MERAUKE
-Ulat Sagu
 Salah satu makanan khas merauke yang terkenal adalah Ulat sagu.Ulat sagu ini berasal dari pohon sagu yang dipotong kemudian batangnya dibiarkan membusuk. Batang yang membusuk tersebut akan muncul ulat-ulat. Untuk mengambil ulat -ulat itu, batang sagu tersebut dibongkar/dibuka.Ulat sagu ini bisa digoreng atau dibakar, rasanya manis asin dan keras di luar, lunak di dalam. Daging yang ada di dalamnya mengandung protein tinggi.Catatan untuk orang yang tidak cocok darahnya, akan menimbulkan alergi.

- Sagu Sep

Makanan khas suku Marind di Kabupaten Merauke adalah Sagu Sep. Sep biasanya dihidangkan secara berbeda sesuai dengan bahan campurannya, yaitu:
1. Kumobo ( Sagu yang dicampur dengan kelapa dan daging)
2. Wanggilamo( Sagu yang dicampur dengan daging yang sudah dipanggang)
3. Nggalamo( Sagu yang dicampur dengan kelapa dan daging yang dipotong besar-besar)
4. Kaka ( Sagu yang dicampur dengan kelapa, daging dan ditambah dengan santan)
5. Siu ( Sagu yang dicampur dengan pisang)




CIRI KHAS MERAUKE MEMPUNYAI MUSAMUS

"Rumah Semut" begitu agan & aganista mendengar kalimat ini pasti yang terlintas dipikaran agan sekalian adalah rumah yg berukuran super mini sesuai dengan ukuran semut itu sendiri. Tapi berbeda untuk rumah semut "Musamus"yg ada di Merauke, ukurannya sangat besar ratusan kali lipat dari ukuran semut. Tingginya bisa mencapai 5 meter lebih dan diameternya bisa mencapai 2 meter lebih dengan bentuknya yg berfariasi dan menjulang tinngi.
Rumah Semut atau Musamus, begitulah warga Merauke menyebutnya. Tapi sebenarnya ini bukan rumah atau sarang dari semut melainkan sejenis rayap Macrotermes sp. 
Berbeda dari rayap biasa yg merupakan serangga pengganggu yg suka merusak berbagai jenis benda berbahan kayu bahkan rumah kita, di Merauke rayap hidup mandiri di hutan dan membangun rumahnya sendiri yaitu "Musamus". 
"Musamus" ini merupakan istana tempat tinggal koloni jutaan rayap yg dibangun dari bahan dasar rumput kering, tanah dan liurnya. "Musamus" ini merupakan istana koloni rayap yg sangat menabjupkan. Bangunan ini sangat kokoh dan sanggup menahan bobot manusia dewasa yg memanjatnya bahkan gempa sekalipun. 
"Musamus" ini dibangun rayap dengan berlorong-lorong sebagai tempat tinggal mereka dan sekaligus rongga tersebut sebagai ventilasi yg berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu sarang untuk tetap hangat. Suhu sarang tidak dipengaruhi dari cuaca dari luar, baik panas dan dingin, hujan dan kemarau, bahkan sanggup melindungi dari kebakaran hutan sekalipun. 
Bila dilihat dari luar, "Musamus" mirip seperti stalakmit di dalam gua kapur. Bentuknya mengerucut dengan lekukan-lekukan yang sangat unik berwarna coklat kemerahan hingga coklat gelap sesuai warna tanah sekitarnya.
Ketakjupan konstruksi inilah sehingga "Musamus" dijadikan sebagai lambang kabupaten Merauke, Papua. WalaupunMerauke lebih dikenal dengan sebutan "Kota Rusa".
"Musamus" ini hanya dapat ditemukan dibeberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia hanya ada di Meraukesaja. Kita dapat menemukan "Musamus" di Taman Nasional Wasur dan di beberapa wilayah di Kabupaten Merauke, Papua.
Jadi kalau sempat berkunjunglah ke Merauke tuk melihat Rumah Semut Musamus .

MUSAMUS DI MERAUKE JUGA MEMPUNYAI FILOSOFI YAITU :
JANGAN TANYA KERJAKU TAPI LIHAT KARYAKU
kata kata puitis ini di buat oleh salah seorang mantan Bupati Merauke dalam menerjemahkan cara kerja semut semut musamus
slogan ini menjadi sebuah motto bagi masyarakat merauke dalam berkarya
yakni tidak perlu harus banyak berbicara tetapi bekerjalah tanpa harus merusak 
seperti halnya semut semut musamus dalam membangun rumah Musamusnya mereka tidak merusak sekitarnya dan mereka bekerja diam diam tiba tiba hasilnya telah berdiri menjulang ke angkasa


Sumber
http://yennyletsoin.blogspot.com/2015/01/wisata-kuliner-makanan-khas-merauke.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar